Source |
Hai guys..... disini akan dibahas
tentang review film Lari Dari Blora
Film Lari dari Blora ini adalah
film yang menceritakan tentang desa samin yang masih menganut hukum nenek
moyang mereka, sangak kuat menganut budaya mereka, desa ini tidak mengikuti dan
mematuhi aturan pemerintah tidak mematuhi aturan Negara mereka lebih percaya
terhadap si mbah yang di anggap sebagai pemimpin atau bisa dikatakan sebagai
opinion leader, di dalam desa ini tidak pernah dilakukan sensus penduduk dan di
data orang samin mempunyai komitmen sendiri misalnya ketika mau menikah tidak
mematuhi aturan ketika mau menikah, tidak mendaftar di KUA tidak melengkapi
perlengkapan administrasi sehingga bisa dikatakan orang samin tidak ada yang
mau menikah secara resmi
Namun orang samin bisa
menjaga harmoni alam,
Orang
samin beragama atheis, agama nabi adam, mereka menolak peraturan pemerintah
kalau peraturan pemerintah bagi mereka baik diterima tapi kalau tidak baik
langsung di tolak tanpa memikirkan konsekuensi atau akibat yang mungkin
ditimbulkan, orang samin menolak kemajuan hal ini di karenakan bagi orang samin
berjalan ke dapan bagian yang belakang di tinggalkan hal ini yang di sampaikan
oleh si mbah tersebut yang di anggap sebagai opinion leader di dalam desa itu.
Dan ketika ada
seorang warga dari Negara Amerika yang ingin melakukan penelitian di desa samin
ini, seorang pemuda tampan yang berprofesi sebagai guru yang bernama Ramadyan
mengatakan bahwa ketika orang bule itu masuk ke desa ini pada masa orde baru
sangat sulit namun ketika reformasi seperti saat ini mudah dikarenakan mereka
takut dengan LSM, karena banyak orang LSM yang main politik,
Desa samin
menganut hukum nenek moyang mereka yaitu hukum tingkah laku, hukum bicara dan
hukum yang harus dijalankan.
Hukum
adat orang samin :
1. jangan
berbuat jahat, berpura mulut, iri hati dan mengambil milik orang lain.
2. orang
harus memelihara kata-kata dan mulut
dari kata yang tidak sopan atau senonoh
3. orang
harus ingat kesabaran bagaikan mati dalam hidup.
Selain itu desa
samin ini masih menggunakan alat komunikasi tradisional seperti Lonceng alat
ini digunakan ketika di dalam sekolah menandakan waktu bel masuk, istirahat,
pulang. Serta alat transportasinya ada yang masih menggunakan alat transportasi
tradisional seperti Delman dan sebagainnya.
No comments:
Post a Comment