Thursday, May 22, 2014

Lari Dari Blora

Source

Hai guys..... disini akan dibahas tentang review film Lari Dari Blora

Film Lari dari Blora ini adalah film yang menceritakan tentang desa samin yang masih menganut hukum nenek moyang mereka, sangak kuat menganut budaya mereka, desa ini tidak mengikuti dan mematuhi aturan pemerintah tidak mematuhi aturan Negara mereka lebih percaya terhadap si mbah yang di anggap sebagai pemimpin atau bisa dikatakan sebagai opinion leader, di dalam desa ini tidak pernah dilakukan sensus penduduk dan di data orang samin mempunyai komitmen sendiri misalnya ketika mau menikah tidak mematuhi aturan ketika mau menikah, tidak mendaftar di KUA tidak melengkapi perlengkapan administrasi sehingga bisa dikatakan orang samin tidak ada yang mau menikah secara resmi
Namun orang samin bisa menjaga harmoni alam,
Orang samin beragama atheis, agama nabi adam, mereka menolak peraturan pemerintah kalau peraturan pemerintah bagi mereka baik diterima tapi kalau tidak baik langsung di tolak tanpa memikirkan konsekuensi atau akibat yang mungkin ditimbulkan, orang samin menolak kemajuan hal ini di karenakan bagi orang samin berjalan ke dapan bagian yang belakang di tinggalkan hal ini yang di sampaikan oleh si mbah tersebut yang di anggap sebagai opinion leader di dalam desa itu.
Dan ketika ada seorang warga dari Negara Amerika yang ingin melakukan penelitian di desa samin ini, seorang pemuda tampan yang berprofesi sebagai guru yang bernama Ramadyan mengatakan bahwa ketika orang bule itu masuk ke desa ini pada masa orde baru sangat sulit namun ketika reformasi seperti saat ini mudah dikarenakan mereka takut dengan LSM, karena banyak orang LSM yang main politik,
Desa samin menganut hukum nenek moyang mereka yaitu hukum tingkah laku, hukum bicara dan hukum yang harus dijalankan.
Hukum adat orang samin :
1.      jangan berbuat jahat, berpura mulut, iri hati dan mengambil milik orang lain.
2.      orang harus memelihara kata-kata dan  mulut dari kata yang tidak sopan atau senonoh
3.      orang harus ingat kesabaran bagaikan mati dalam hidup.
Selain itu desa samin ini masih menggunakan alat komunikasi tradisional seperti Lonceng alat ini digunakan ketika di dalam sekolah menandakan waktu bel masuk, istirahat, pulang. Serta alat transportasinya ada yang masih menggunakan alat transportasi tradisional seperti Delman dan sebagainnya.

No comments:

Post a Comment